Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 10:17:05【Resep】127 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(3424)
Sebelumnya: 11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan
Selanjutnya: Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
Artikel Terkait
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
- Mau kurangi konsumsi nasi? Coba 7 sumber karbohidrat sehat ini
- Jelang akhir tahun, simak 8 ide liburan yang ngak biasa dan seru
- Kemenperin catat ragam komitmen investasi industri di World Expo Osaka
- SPPG Polres Madiun sajikan pecel bergizi untuk warga dan pelajar
- Mentan programkan hilirisasi kelapa, ngak ada lagi ekspor gelondongan
- Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat
- PBB sebut ratusan truk siap bawa bantuan besar
- Perkuat kemitraan, ASEAN
- PBB siapkan rencana bantuan besar untuk Gaza usai gencatan senjata
Resep Populer
Rekomendasi

Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura

Pemkab OKU Selatan luncurkan Program MBG di Rantau Panjang

Legislator: UU Kepariwisataan tandai perubahan pembangunan pariwisata

Mendagri ingatkan pemda efisiensikan belanja birokrasi

BPS: Konsumsi RT tumbuh 4,89 persen, disokong transportasi

Pegiat soroti lemahnya aturan iklan kental manis ancam kesehatan anak

Mengatasi sentimen negatif isu beras dan membangun ketahanan pangan

DPR minta BPOM tindak tegas soal penipuan "bakery" bebas gluten